C. LATAR BELAKANG LAHIRNYA NASIONALISME DI INDONESIA
Perkembangan Politik Kolonial Belanda
Perkembangan perekonomian Belanda sejak abad ke-15 tidak dapat dilepaskan dari hasil perkebunan di Indonesia. Sektor-sektor perekonomian Belanda, seperti industri, pelayaran, dan perbankan berkembang karena keuntungan yang diperoleh dari perkebunan di Indonesia. Namun, kenyataan ini bertolak belakang dengan kondisi rakyat Indonesia. Eksploitasi sember daya Indonesia yang dilakukan pemerintah kolonial Belanda secara besar-besaran melalui sistem tanam paksa telah menyebabkan kemiskinan dan kemelaratan rakyat Indonesia. Gambaran penderitaaan rakyat Indonesia ini memunculkan kritik dikalangan rakyat Belanda.
Golongan liberal dalam parlemen Belanda mengusulkan sebuah perubahan mendasar dalam kebijakan pemerintah Belanda terhadap Indonesia. Inti usul merka adalah membuk seluas-luasnya koloni (open deur politiek = politik pintu terbuka) bagi investor swasta. Dengan demikian diharapkan akan terbuka banyak kesempatan kerja bagi rakyat koloni. Ide liberialisme seperti ini kemudian ditanggapi pemerintah Belanda dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah tahun 1854. Dengan peraturan ini, terjadi peningkatan investasi swasta di Indonesia dan mulai dihapuskannya sistem tanam paksa.
Sebab-sebab kebangkitan Nasionalisme Indonesia
Penderitaan rakyat Indonesia
Sejak awal penjajahan Belanda, rakyat Indonesia telah mengalami berbagai penderitaan akibat penindasan, pengekangan, ketidakadilan, dan sikap diskriminatif terhadap hak asasinya. Salah satu bukti kekejaman penjajah Belanda terjadi ketika diberlakukannya sistem tanam paksa. Rakyat Indonesia diwajibkan menyediakan sebagian bahkan seluruh tanahnya untuk untuk menanam tanaman perdagangan yang telah ditentukan. Timbul kelaparan dan kemiskinan di mana-mana. Sebagian rakyat Indonesia juga dipaksa untuk berkerja siang dan malam di perkebunan-perkebunan Belanda tanpa upah yang memadai, sanitasi, dan perlindungan. Wabah penyakit merajalela dan tidak sedikit rakyat Indonesia yang akhirnya meninggal karena tidak meiliki akses kesehatan. Kenyataan penderita itu menjadi pemicu semangat untuk segera mengusir kaum penjajah dan memperoleh kemerdekaan.
Perkembangan politik etis
Ide keadilan, kemanusiaan, dan perlindungan rakyat koloni yang berkembang di Belanda telah mendorong munculnya berbagai kritik terhadap kebijakan pemerintah kolonial Belanda. Salah satu tokoh yang mengkritik kebijakan pemerintah kolonial Belanda adalah Van Deventer. Dalam artikel berjudul ‘Een Eereschuld’ atau “utang kehormatan” yang dimuat dalam majalah De Gids, van Deventer menceritakan bahwa kekosongan kas negara Belanda telah diisi oleh bangsa Indonesia. Dengan kata lain, Bangsa Indonesia telah berjasa membantu pemerintah belanda memullihkan resesi ekonomi belanda meskipun dengan penuh pengorbanan. Menurut Van Deventer, utang budi tersebut harus dibayar dengan peningkatan kesejahteraan bangsa Indonesia melalui edukasi, migrasi, dan irigasi. Dari berbagai kritik inilah kemudia pemerintah kolonial belanda menerapkan kebijakan yang disebut politik etis.
sumber :
buku SEJARAH kelas XI Ilmu Alam
halaman: 86-87